Sabtu, 12 November 2016

Mengenal Tata Boga dan Teknik Memasak



  • Gastronomi atau Tata Boga

Gastronomi atau Tata Boga adalah seni, atau ilmu akan makanan yang baik (good eating). Penjelasan yang lebih singkat menyebutkan gastronomi sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan kenikmatan dari makanan dan minuman. Sumber lain menyebutkan gastronomi sebagai studi mengenai hubungan antara budaya dan makanan, dimana gastronomi mempelajari berbagai komponen budaya dengan makanan sebagai pusatnya (seni kuliner). Hubungan budaya dan gastronomi terbentuk karena gastronomi adalah produk budidaya daya kegiatan pertanian sehingga pembauran warna, aroma, dan rasa dari suatu makanan dapat ditelurusi asal usul nya dari lingkungan tempat bahan bakunya dihasilkan.


Sejarah Gastronomi


Dua ratus tahun yang lalu, kata gastronomi pertama kali muncul pada zaman modern tepatnya di Perancis pada puisi yang di karang oleh Jacques Berchoux (1804). Kendati popularitas kata tersebut semakin meningkat sejak saat itu, gastronomi masih sulit untuk di definisikan. 

Kata gastronomi berasal dari bahasa Yunani kuno gastros yang artinya "lambung" atau "perut" dan numos yang artinya "hukum" atau "aturan".

Gastronomi meliputi studi dan epresiasi dari semua makanan dan minuman nasional dari berbagai negara besar di seluruh dunia. Peran gastronomi adalah sebagai landasan untuk memahami bagaimana makanan dan minuman di gunakan dalam situasi situasi tertentu. Melalui gastronomi dimungkinkan untuk membangun sebuah gambaran dari persamaan atau perbedaan pendekatan atau perilaku terhadap makanan dan minuman yang digunakan di berbagai negara dan budaya.


Gastronomi Indonesia


Gastronomi Indonesia terbentuk dari perpaduan dengan budaya serta makanan dari India, Timur Tengah, Cina, dan bangsa Eropa seperti Portugis dan Belanda. Makanan pokok di Indonesia adalah nasi kecuali di Maluku dan Irian Jaya di mana sagu, kentang, dan singkong lebih umum. Seperti negara - negara di daerah Asia Tenggara, makanan lauk pauk di Indonesia disajikan lebih sedikit dibandingkan dengan makanan pokoknya. Ciri khas yang lain adalah adanya sambal yang memberi cita rasa pedas bagi kebanyakan makanan indonesia.

Pada awalnya, budaya dan masakan India yang sangat berpengaruh di Indonesia contohnya pada penggunaan bumbu - bumbu seperti jinten, ketumbar, jahe, dan kare yang sering disajikan dengan santan.
Setelah itu, pengaruh pedangan dari Arab pun ikut memperkaya masakan Indonesia seperti masakan sate yang terinspirasi dari masakan Arab yaitu Kebab, para pedagang dari Cina juga membawa bahan pangan dari negara mereka seperti mie, kacang kedelai, dan berbagai macam sayuran.

Kolonisasi oleh bangsa Belanda memperkenalkan cita rasa baru dan bahan pangan seperti lada yang berasal dari Meksiko, kacang dari Amerika untuk bumbu sate dan gado gado. Singkong dari Karibia dan kentang dari Amerika Selatan. Tak hanya itu, bermacam macam sayuran seperti kubis, kembang kol, kacang panjang, wortel, dan jagung diimpor masuk ke Indonesia sehingga menciptakan berbagai macam masakan baru.

Ditinjau ari segi gastronomi praktis, beberapa masakan khas indonesia dikaitkan dengan perayaan tertentu seperti perayaan agama.
Contohnya pada saat hari raya Lebaran yang dirayakan oleh umat Muslim. masakan menggunakan ketupat adalah masakan yang umum disajikan. sementara, disaat "Selamatan", yaitu tradisi berdoa sebelum kegiatan tertentu seperti pernikahan atau membangun rumah, tumpeng atau nasi kuning yang dibentuk seperti kerucut disajikan. Pada hai raya Nyepi yang dirayakan umat Hindu biasanya disajikan kue kering dan manisan.



  • Pengertian Dasar Tata Boga



Tata Boga adalah pengetahuan di bidang boga (seni mengolah masakan) yang mencakup ruang lingkup makanan, mulai dari persiapan pengolahan sampai dengan menghidangkan makanan itu sendiri yang bersifat tradisional maupun internasional. Berbagai prinsip dasar utama dan tata cara memasak yang umum dilaksanakan di bagian boga.






  • Teknik Memasak

1. Blanching
Teknik blanching merupakan merendam makanan sebentar di air mendidih sampai stengah matang. Metode ini membuat nutrisi tetap utuh dan makanan tetap segar tanpa mengubah rasa atau penampilan hidangan. Blanching juga merupakan trik yang berguna untuk menghapus membrang daging (misalnya hati & roti manis) atau kulit dari sayuran (misalnya buah persik dan tomat)



2. Boiling
Boiling adalah mengolah makanan dalam air mendididh dengan cepat dan bergolak. Air mendidih pada suhu 100 °C. Cairan yang digunakan dalam proses boiling adalah kaldu, santan, atau susu yang direbus. Dalam proses ini terjadi evaporasi (penguapan) cairan secara cepat. contohnya merebus telur dan merebus ayam.








3. Steaming
Steaming adalah memasak bahan makanan dengan uap air mendidih. Teknik ini bisa dikenal dengan mengkukus. Bahan makanan diletakan pada steamer atau pengukus, kemudian uap air panas akan mengalir ke sekeliling bahan makanan yang sedang dikukus. Untuk melakukan teknik ini perlu memperhatikan alat pengukus yang harus dipanaskan terlebih dahulu diatas air hingga mendidih dan mengeluarkan uap.


4. Simmering
Simmering adalah memasak dalam cairan mendidih dengan api kecil dan pelan. Temperatur panas sekitar 185°- 205° F atau 85°- 95° C. Bahan makanan seluruhnya harus tertutup cairan. Buih atau kotoran yang terdapat di atas permukaan cairan harus dibuang. Alat yang biasa digunakan unutk simmer adalah stock pot. Simmering termasuk teknik boiling tetapi api yang dipergunakan untuk merebus kecil dan mantap. karena proses memasak yang dikehendaki berlangsung lebih lama Contoh nya dalam pembuatan kaldu, semur, soto, rawon.



5. Poaching
Poaching adalah merebus bahan makanan dibawah titik didih dalam menggunakan cairan yang terbatas jumlahnya. Proses poaching berlangsung sedikit lama dan suhu dalam air berkisar 83° C - 95° C. Untuk melakukan poaching, perlu memperhatikan :
- Suhu poaching dibawah titik didih berkisar 83° C-95°C
- Cairan yang digunakan sesuai dengan banyaknya bahan makanan
- Makanan harus tertutup dari cairan.
- Peralatan untuk poaching harus bersih dan tidak luntur.





6. Braising
Braising adalah teknik merebus bahan makanan dengan cairan sedikit, kira kira setengah dari bahan yang akan direbus dalam panci penutup dan api kecil secara perlahan lahan.









7. Stewing
Stewing adalah mengolah bahan makann yang terlebih dahulu ditumis bumbunya. dan direbus dengan cairan yang berbumbu dengan api sedang. Pada proses stewing ini, cairan yang dipakai yaitu susus, kaldu, dan santan. Cairan dapat dikentalkan sebelum atau selam proses steawing berlangsung. Dalam pemberian garam, sebaiknya dimasukan pada akhir steawing, karena dalam daging dan sayur sudah terkandung garam. 




8. Roasting
Roasting adalah metode memasak dengan menggunakan panas kering. dari nyala api yang terbuka, oven atau sumber panas lain nya. 










9. Grilling
Grilling adalah teknik mengolah makanan diatas lempeng besi panas (gridle) atau diatas pan dadar (teflon) yang diletakan di atas perapian. Suhu yang dibutuhkan untuk grill sekitar 292° C. Grill juga dapat dilakukan di atas bara langsung dekat jeruji panggang atau alat bantu lainnya.





10. Sauting (to saute)
Sauteing adalah metode memasak makanan dengan menggunakan sedikit minyak atau lemak yang hanya menempel pada permukaan wajan atau alat pemanas seperti wajan dadar, wajan, atau sauteuse. Jenis minyak atau lemak yang dapat digunakan dalam proses sauteing antara lain minyak zaitun, butter, atau margarine. lemak dipanasakan dengan suhu yang relatif tinggi sehingga proses memasak makanan dapat berlangsung cepat. Proses ini bertujuan agar permukaan bahan makanan mengalami perubahan warna menjadi kecoklatan dan menambah aroma.




11. Deep Frying
Deep Frying adalah mengolah makanan dengan menggoreng menggunakan minyak dalam jumlah banyak. pada teknik ini yang digoreng betul betul terendam oleh minyak. dan akan memperoleh hasil yang krispy atau kering. Contoh nya kentang goreng









Sumber :
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gastronomi
https://www.scribd.com/doc/59599386/MATERI-DASAR-BOGA

Jumat, 11 November 2016

Mengenal ICT Literacy


Apa itu ICT literacy ?






  •  Pengertian ICT Literacy

E-Literacy, atau yang biasa kita kenal dengan nama ICT Literacy mempunyai tujuan yang sama dalam penggunaan teknologi informasi sebagai alat untuk berkomunikasi dan menemukan kembali informasi. ICT Literacy itu sendiri di artikan sebagai kemampuan menggunakan perangkat teknologi informasi atau bisa juga digambarkan sebagai kemampuan individu atau institusi yang sangat penting agar berhasil dalam mengikuti suatu era modern, yang telah memakai alat - alat pada fasilitas elektronik. 




  •  Aspek Integrasi & Aplikasi

Adapun 5 aspek yang terkait dengan integrasi dan aplikasi kemampuan kognitive dan teknis, diantara nya :
- Access (Akses) : Mengetahui bagaimana cara untuk mengumpulkan dan mendapatkan informasi. 
- Manage (Mengelola) : Menerapkan skema klasifikasi atau organisasi 
Integrate (Mengintegrasikan) : Meinterpretasikan dan menggambar ulang informasi. hal ini termasuk dalam membuat ringkasan, membandingkan, dan menandai. 
- Evalute ( Meng evaluasi kan) : Memutuskan tentang kualitas, ketertarikan, kegunaan, atau efisiensi dan informasi. 
- Create (Menciptakan) : Menciptakan Informasi baru dengan cara mengadopsi, menerapkan, mendesain, membuat atau menulis informasi.


Aspek aspek tersebut terintegasi dalam kemampuan yang bersifat kognitive (teori) sebagai kemampuan dasar yang kita butuhkan setiap saat seperti sekolah atau tempat kita bekerja.
Secara mudah, teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari bagian pengirim kepada penerima informasi tersebut. Proses nya pun lebih cepta, lebih luas, dan lebih lama penyimpanan nya. 



  •  Proses & Manajemen ICT Literacy di Sekolah/Kampus

untuk mendukung proses integrasi ICT Literacy di dalam mata kuliah tersebut, maka manajemen tersebut harus memahami 9 prinsip integrasi ICT Literacy, diantara nya : 
1. Aktif, memungkinkan siswa/i dapat berperan aktif oleh adanya proses pembelajaran yang menarik dan bermakna 
2. Konstruktif, memungkinkan siswa/i dapat saling berbagi pendapat dan ilmu baru kedalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau keingintahuan dan kerguan tersebut. 
3. Kaloboratif, memungkinkan siswa/i dalam suatu kelompok atau komunitas yang saling bekerja sama, berbagi ide, saran, atau pengalaman, menasehati dan memberi masukan untuk sesama anggota kelompok nya. 
4. Antusiastik, memungkinkan siswa dapat aktif dan antusias berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 
5. Dialogis, memungkinkan proses belajar secara inherent merupakan suatu proses sosial dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut baik di dalam maupun di luar sekolah. 
6. Konteksual, memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang bermakna (Real World) melalui pendekatan "Problem Based" atau "Case Based Learning" 
7. Reflektif, memungkinkan siswa dapat dapat menyadari apa yang telah dipelajari serta merenungkan apa yang sudah di pelajarinya sebagai  bagian dari proses belajar itu sendiri. 
8. Multisensory, memungkinkan pembelajaran dapat disampaikan untuk berbagai modalitas belajar (Multisensory). baik audio, visual, maupun kinestesik. 
9. High Order Thinking Skills Training, memungkinkan untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti problem solving, pengambilan keputusan, dll. serta secara tidak langsung juga meningkatkan ICT (Media Literacy).




  •  Konsep Tentang ICT Literacy

ICT Literacy berawal dari abad ke-21 bentuk dari Literacy dimana penelitian dan komunikasi informasi melalui teknologi digital adalah bagian penting pada abad-abad sebelumnya (Katz, 2008:50). Pada tahun 2001, Educational Testing Service (ETS) adalah sebuah organisasi penelitian yang misinya adalah untuk memajukan kualitas dan kesetaraan dalam dunia pendidikan untuk semua orang di seluruh dunia. mengadakan sebuah forum besar internasional yang terdiri dari akademis, spesialis pengembangan dan ahli bidang komunikasi serta ahli di bidang telekomunikasi perwakilan pemerintahan dan swasta, guna mempelajari pentingnya ICT Literacy.



  • Status Sosial dan ICT



Beberapa studi telah dilakukan dalam kaitan nya dengan kehadiran ICT Literacy, dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di dunia pendidikan. Dalam kaitan nya dengan statussosial Schiller (1995) tentang globalisais informasi sebagai implikasi kemajuan ICT menemukan bahwa kesenjangan kelas (Class Inequality) juga telah dan akan semakin menuasai dinamika perkembangan masyarakat dan ekonomi kita di masa yag akan datang. Kelas misalnya, telah dan akan semakin menentukan siapa yang akan memperoleh seberapa banya jenis informasi macam apa beserta dengan semua konsekuensi yang ditimbulakan nya. Di dalam situasi seperti itu, hanya mereka yang berada pada lapisan atas dalam organisasi dan stuktur sosial, juga ekonomi. paling sedikit dalam jangka pendek, yang akan memperoleh keuntungan dari perkembangan masyarakat dan perkembangan teknologi informasi.sebagian besar masyarakat di dunia tidak bisa mengakses ICT, mereka tidak bisa mengakses nya karena kondisi sosial, ekonomi, atau fisik membatasi kapabilitas mereka mengakses ICT dan mendapatkan manfaat ICT. sebagian lain nya tidak bisa mengakses ICT karena memilih untuk tidak mengakses. 



  • Mobilitas Mencari Sumber ICT Literacy

Sumber belajar merupakan arena yag penting bagi peserta didik untuk mencari informasi dalam upaya meningkatkan prestasi belajar. Sumberr belajar ini di antaranya adalah perpustakaan, toko buku, museum, kebun bintang, dan beberapa obyek wisata bersejarah seperti candi, benda purbakala, dan situs-situs sejarah lain nya. Sejak hadirnya ICT, menjadi semakin bespot area itu menambah peluang bgi mahasiswadalam mencari informasi akademik.Hasil studi Pujiriyanto (2007) menunjukan adanya hubungan yang relatif signifikan antara murid yang memiliki mobilitas mencari sumber dengan pemanfaatan ICT secara produktif dimana cenderung ICT dimanfaatkan untuk mencari informasi berbasis akademik. Sementara murid yang tidak memiliki sarana penunjang ICT seperti komputer pribadi di rumah, atau konektifitas dan aksebilitas ke jaringan internet nya rendah cenderung lebih menonjolkan aspek rekreatif dan relatif rendah mobilitas nya (fisik dan non fisik) dalam mecari sumber belajar. 



  • Teknologi Informasi Komunikasi (TIK)

TIK adalah payung besar terminologi yang mencapuk seluhruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencaku dua aspek. yaitu  
- Teknologi Informasi 
- Terknologi Komunikasi. 

  • Teknologi Informasi
Meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
  • Teknologi Komunikasi
adalah sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke yang lain nya.
Oleh karena itu, teknologi informasi dan komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas. yaitu segala kegiatan yang terkait dengan proses, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media. Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat lunak maupun keras) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke 20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad ke 21, TIK masih terus mengalami berbagai perubahan dan belum terlihat titik jenuh 



Sumber :
http://digilib.unila.ac.id/5257/16/BAB%20II.pdf
https://id.scribd.com/mobile/doc/314216369/Laporan-Penelitian-Analisis-Jalur-Melek-ICT
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Teknologi_Informasi_Komunikasi